Saran Pakar Hindari Pola Pikir Soal Uang Ini Selama Pandemi

Diposting pada

Keuangan di tengah pandemi menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan yang harus diperhatikan. Keputusan keuangan harus dipilih meskipun berada di situasi yang tidak pasti.

Membuat langkah-langkah keuangan yang tepat menjadi tantangan baru, apalagi jika Anda merupakan salah satu orang yang terkena dari dampak COVID-19. Pengeluaran yang dikeluarkan begitu banyak, tetapi pemasukan yang diterima justru semakin berkurang.

Pembagian untuk setiap kebutuhan tidak lagi sama dengan sebelum adanya pandemi. Mengingat banyak ketidakpastian yang terjadi, alokasi untuk dana darurat memiliki peran yang sangat penting. 

Jika Anda tidak bijak dalam mengatur keuangan, masalah untuk terjerat dengan utang menjadi hal wajar dan umum untuk terjadi. Melansir dari CNBC, pakar keuangan Patrice Washington memperhatikan beberapa pola pikir umum dari sisi positif ataupun negatif.

Pola pikir tersebut nantinya yang akan memengaruhi bagaimana pengambilan keputusan dan arus kas pribadi yang Anda miliki.

Washington menilai ada beberapa pola pikir yang harus dihindari orang-orang jika ingin tetap bertahan sukses selama pandemi.

Pola Pikir Negatif

Ada berbagai orang yang terpaku hanya pada prestasi atau kebanggan dari pendapatan yang bisa diterima dalam sebulan. Alih-alih mengambil keuntungan dari program bantuan pemerintah, penjangkauan masyarakat, atau bahkan rencana penangguhan pembayaran.

Hanya sedikit orang yang dapat mengatasi dan mengambil keputusan-keputusan keuangan yang tepat. “Jangan lakukan hal tersebut (paparan contoh di atas) apabila jika Anda sudah menabung untuk beberapa bulan terakhir,” ujar Washington, Senin (27/09/2021).

Mengacu dari pengamanan, selama resesi ekonomi yang cukup hebat melanda setiap negara secara global, Washington meyakini bahwa ia tidak membutuhkan bantuan dan bisa menutup kebutuhannya sendiri dengan uang yang dimiliki.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, ia harus menutup perusahaan real estate nya dengan berakhir memiliki utang sebesar USD 2 juta atau setara dengan Rp28,5 miliar.

“Salah satu hal yang saya membuat saya menyesal adalah tidak membiarkan diri saya mendapatkan dukungan yang lebih cepat,” tambah Washington.

Jika Anda memiliki tabungan meskipun hanya tersisa sedikit, jangan menunggu sampai harus habis untuk membuat rencana atau tindakan selanjutnya untuk menghadapi goncangan ekonomi. Alih-alih menyarankan untuk segera mencari bantuan.

“Kami tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung, jadi jangan habiskan tabungan Anda dan jangan habiskan semua alternatif yang Anda miliki dulu,” jelasnya.

Selain itu, cobalah untuk memulai memanfaatkan program bantuan sebelum mencapai titik terendah dalam keuangan Anda. Beberapa program bantuan dana pemerintah masih tersebut, serta penangguhan pembayaran dan bunga pinjaman untuk pelajar.

Lalu, beberapa perusahaan kartu kredit atau perbankan juga memberikan penawaran program bantuan pembayaran agar Anda dan masyarakat umum lainnya dapat tetap memenuhi kebutuhan pokoknya dalam sehari-hari.

“Pastikan Anda terus menerus meneliti dan mencari tahu bagaimana Anda dapat memanfaatkan berbagai program yang tersedia dan cocok untuk Anda,” jelas Washington saat merekomendasikan untuk menggunakan layanan bantuan pemerintah.