Rupiah Tembus Rp15 Ribu dan Pentinngya Menghindari Utang

Diposting pada

Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada Rabu, (6/7). Mata uang garuda yang ditransaksikan antar-bank limbung hingga melorot ke level psikologis Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat. Penyebabnya macam-macam. Tapi, banyak ekonom bilang, rupiah melemah lebih disebabkan faktor eksternal.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga punya pandangan dalam menyikapi melemahnya rupiah. Ia mengatakan, pelemahan ini berisiko terhadap kenaikan kredit macet atau non-performing loan (NPL) di tingkat korporasi. Rasio NPL bisa-bisa terkerek karena cashflow perusahaan terganggu.

Tak cuma itu, pelemahan rupiah juga menyebabkan beban utang luar negeri (ULN) perusahaan ikut membengkak. Sebab, pendapatan sebagian besar perusahaan diperoleh dalam bentuk rupiah, tapi bunga dan cicilan utang pokoknya berbentuk valas. Kalau kondisinya begini terus, banyak perusahaan yang meminta pemerintah memperpanjangan restrukturisasi pinjaman.

Padahal, batas waktu restrukturisasi seperti diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sampai Maret 2023. “Kita harus waspada pembengkakan NPL dengan nilai tukar yang melemah,” kata Bhima seperti dilansir Tempo.co.

Pentingnya menghindari utang

Jika tidak terlalu diperlukan, sebaiknya jangan berutang. Utang awalnya memang bisa membantu, tapi kalau tidak diatasi dengan baik isi tabunganmu bisa boncos. Jika kamu ingin memiliki keuangan yang sehat, stabil, dan aman, maka berhentilah berutang.

Apakah berutang boleh atau tidak? Certified Financial Planner Andreas Hartono (CFP) punya jawabannya. Andreas menganalogikan utang seperti lampu lalu lintas, ada tiga warna, merah, kuning, dan hijau. Ada utang hijau (utang produktif),  utang kuning (utang bisnis), dan utang merah (utang konsumtif) .

Utang Produktif

Filosofi warna hijau pada lampu lalu lintas artinya jalan, atau GO! Kalau utang yang Anda lakukan adalah utang produktif, artinya boleh Anda lakukan. Utang produktif disebut sebagai utang yang baik karena tujuannya membantu meningkatkan pendapatan. Misalnya membeli aset yang nilainya terus bertambah di kemudian hari seperti membeli rumah, tanah, gedung, atau jenis properti lain.

Utang Bisnis

Utang bisnis adalah utang yang tujuannya menambah modal usaha yang sedang dijalankan. |Seperti analogi lampu lalu lintas berwarna kuning yang meminta Anda untuk hati-hati saat melintas. Utang ini masih boleh dilakukan tapi harus berhati-hati. Kenapa harus hati-hati? Contoh, Anda mengambil KTA untuk buka warung atau buka jasa cuci mobil. Kalau Anda salah dalam mengelola bisnis yang sedang dijalankan, bukannya menghasilkan keuntungan yang ada modal malah bisa habis dan dan meninggalkan utang yang wajib dibayar, sementara tidak ada pemasukan. Hidup Anda jadi tidak tenang loh karena bakal dikejar-kejar debt collector yang menagih utang. Pikirkan lagi ya.

Utang Konsumtif

Sudah jelas, Anda harus menghindari utang konsumtif. Utang konsumtif ini adalah jenis pinjaman yang digunakan untuk membeli barang yang nilainya akan terus menurun di masa depan dan tidak akan menghasilkan pendapatan. Contohnya, Anda membeli baju, tas, dan topi branded dengan utang demi gaya hidup semata agar tidak tertinggal oleh orang lain.