Ramai Penipuan Nasabah Prioritas, Ini yang Harus Dilakukan Agar Terhindar

Diposting pada

Belakangan ramai pemberitaan tentang modus penipuan nasabah bank yang bisa dibilang baru, yaitu menawarkan upgrade menjadi lebih eksklusif. Tak tanggung-tanggung, nama bank yang dicatut kali ini adalah salah satu bank terbesar Indonesia, yang terkenal dengan satpamnya yang ramah. Update terbaru, bahkan sudah juga mencatut nama salah satu bank pelat merah terbesar. Modus yang digunakan adalah menawari calon korban untuk upgrade nasabah melalui media sosial, seperti Instagram. Supaya dianggap serius, bahkan postingan di Instagram diiklankan supaya bisa menarik calon korban yang banyak. Tak hanya berhenti di media sosial yang publik, penawaran ini bahkan juga dilakukan melalui telepon dan pesan WhatsApp. Dalam penawarannya, si penipu menyebutkan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah yang ingin rekeningnya di-upgrade, yaitu: Dana mengendap minimal Rp10 juta, bisa dalam tabungan, deposito, giro, atau instrumen investasi lainnya. Memiliki fasilitas internet banking Karena diiklankan, dan dengan mencatut nama bank besar—dengan nama akun yang juga meyakinkan—maka korban pun akhirnya tertipu. Setelah ditelusur, ternyata modus penipuan nasabah yang digunakan tak hanya menawarkan upgrade rekening, tetapi juga aplikasi kartu kredit hingga ganti kartu chip dengan target phising aplikasi mobile/internet banking atau kartu kredit. Luar biasa! Table of contents Modus Penipuan Nasabah Bank Mau tidak mau, kita memang harus mengakui, bahwa modus kejahatan siber juga berkembang seiring kemajuan teknologi dan digital yang terjadi. Modus penawaran upgrade nasabah ini hanya salah satunya. Berikut beberapa modus pembobolan rekening yang paling sering digunakan oleh para penjahat siber untuk menipu korban-korbannya. 1. Tautan palsu Tautan palsu biasanya menggunakan metode phising, yang merupakan “plesetan” dari fishing, yang artinya memancing. Modus penipuan nasabah ini memang dengan cara memancing calon korban untuk memberikan data pribadi terkait rekening banknya. Tautan yang dikirimkan melalui email atau WhatsApp atau media lain itu menuju website palsu. Ketika kita meng-klik tautan dalam email, maka si penjahat pun bisa masuk ke email kita juga dan mempergunakannya untuk keuntungan pribadi. 2. Pengkinian data Beberapa waktu yang lalu juga ada berita tentang penipuan nasabah dengan modus pengkinian data. Biasanya si penjahat beralasan bahwa ada transaksi tidak dikenal atau ada data yang salah. Jika kita tidak melakukan pengkinian data, maka rekening kita bisa dibekukan. 3. Sniffing Modus penipuan nasabah yang ketiga ini dilakukan dengan cara “mengambil” data pribadi ketika calon korban menggunakan Wifi publik dan mengakses akun pribadi, termasuk rekening bank. Caranya adalah dengan menanam malware ke laptop atau gadget yang dipakai oleh korban melalui Wifi yang digunakan bersama-sama. Apa yang Harus Kita Lakukan? Sebenarnya, masih ada banyak modus penipuan nasabah yang sudah terjadi dan menelan korban, apalagi belakangan ini. Namun, kalau kita cermati, sebenarnya prinsip para penjahat ini adalah satu: memanfaatkan kelengahan calon korbannya. So, memang penting untuk selalu waspada. Untuk meningkatkan kewaspadaanmu sehingga bisa terhindar dari berbagai macam modus penipuan nasabah, lakukan beberapa hal berikut. 1. Hafalkan nomor call center bank kamu Call center bank biasanya terdiri atas nomor cantik yang mudah banget diingat. Adalah penting bagi kamu untuk selalu mengingat nomor call center, just in case kamu perlu mengonfirmasi segala hal yang berhubungan dengan rekening bank kamu. Memang sih, kamu bisa menggunakan media sosial, seperti Instagram atau Twitter, tetapi media sosial adalah ranah publik. Data pribadi kamu akan lebih rentan tereksploitasi. Kamu mungkin juga bisa melakukan blokir kartu ATM atau kartu kredit melalui aplikasi mobile, tetapi kamu akan perlu menanyakan ini dan itu langsung pada petugas bank, dan call center bisa menyediakan fast response. Jadi, hafalkan ya. Jangan sampai kamu malah keliru menelepon penipu juga. 2. Jaga kerahasiaan data pribadi PIN, OTP, nomor CCV adalah data pribadi yang tidak boleh diberikan kepada sembarang orang. Bahkan kepada pihak atau petugas bank sekalipun. Karena itu, curigalah jika ada orang yang menanyakan nomor-nomor ini kepadamu. 3. Cek dan ricek Seperti dalam kasus penipuan nasabah untuk upgrade ke rekening eksklusif, ada baiknya kamu selalu cek dan ricek berbagai penawaran yang datang ke akun resmi bank (tentunya harus benar-benar memastikan dulu bahwa akunnya resmi ya!). Faktanya, untuk bisa upgrade ke membership eksklusif ini sifatnya undangan, bukan penawaran. Dalam kasus yang ramai di Twitter, bank yang terkenal dengan satpamnya yang ramah itu mengundang nasabah dengan dana minimal Rp500 juta untuk menjadi nasabah eksklusifnya, bukan hanya Rp10 juta saja. 4. Report ke platform Ketika kamu menemukan akun palsu bank, ataupun institusi yang lain, kamu bisa membantu agar tak semakin banyak jatuh korban penipuan nasabah seperti ini. Yaitu dengan cara melaporkan ads atau iklan, ataupun akunnya, ke platform yang bersangkutan. Misalnya saja, kamu menemukan iklan Instagram yang menawarkan upgrade nasabah. Sudah jelas ini adalah modus penipuan, dan kamu bisa melaporkannya ke pihak Instagram. Cara melaporkannya: Di bagian kanan atas dari postingan, akan tampak tiga titik berjajar menurun. Klik tiga titik tersebut. Pilih opsi “Report Ad”, pilih alasan “It’s a scam or it’s misleading”. 5. Jangan simpan terlalu banyak dana di satu rekening Don’t put your eggs in one basket. Ternyata ungkapan ini tak hanya berlaku pada instrumen investasi, tetapi juga tabungan. Jangan menyimpan terlalu banyak dana di satu rekening. Akan lebih baik jika kamu memiliki beberapa akun rekening, yang masing-masing ada “judul”-nya. Dengan demikian, selain untuk menghindari risiko penipuan, kamu juga bisa mengelolanya dengan baik. Nah, semoga kita semua bisa semakin waspada, dan terhindar dari berbagai modus penipuan nasabah seperti ini ya.