Memahami Apa Itu Analisis Fundamental agar Lebih Optimal Raih Keuntungan Investasi Saham

Diposting pada

Menjadi investor artinya kamu harus mampu meraih keuntungan seoptimal mungkin dan meminimalkan risiko mengalami kerugian. Dengan begitu, barulah aktivitas investasi mampu memberikan imbal hasil yang maksimal, dan sekaligus membantu tujuan keuangan atau target investasi dicapai dengan lebih cepat. 

Tentunya, hal tersebut tidak akan bisa dilakukan tanpa mengenali berbagai hal penting seputar dunia investasi dan instrumennya. Salah satu contohnya adalah bagaimana cara melakukan analisis agar mampu memperkirakan peluang keuntungan dari instrumen saham ataupun pergerakan pasar modal secara umum. 

Di antara berbagai jenis analisis yang penting untuk dipelajari, investor wajib memahami apa itu analisa fundamental sebelum berinvestasi saham. Di samping itu, kamu juga perlu mencari tahu cara kerja analisa fundamental, tips menentukan saham via analisa tersebut, serta perbedaannya dengan analisa teknikal.

Nah, agar memahami lebih lanjut tentang apa itu analisis fundamental, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Analisis Fundamental

Secara umum, yang dimaksud dengan analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan dari kondisi sebuah perusahaan, ekonomi, maupun industri yang terkait. Analisa fundamental menggunakan sejumlah indikator dari perusahaan yang terdapat pada laporan keuangannya, sebagai contoh, rasio Price to Earning, Return On Equity atau ROE, dan lain sebagainya. 

Selain faktor keuangan dan ekonomi, hal penting lain yang perlu ada dalam analisa fundamental yaitu mengetahui efektivitas manajemen perusahaan serta kondisi persaingan dalam industrinya. Hal tersebut dinilai sebagai tanda atau indikator penting yang mampu mempengaruhi nilai dari saham sebuah perusahaan. Dalam kata lain, melalui analisis ini, investor mampu menilai dan mengetahui keamanan dari sebuah saham, serta perkiraan perkembangannya di masa mendatang.

Jenis analisis ini sering kali digunakan oleh investor berpengalaman sebelum memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan. Bahkan, investor ternama Warren Buffet juga selalu menggunakan analisis fundamental guna menyaring produk saham yang termasuk ke dalam kategori baik dan layak untuk dipilih.

Tujuan utama dari melakukan analisis ini adalah untuk mendapatkan bahan pertimbangan harga guna dibandingkan dengan nilai saham saat ini. Hal tersebut kemudian mampu memudahkan investor dalam menilai apakah sebuah saham termasuk undervalued ataukah overvalued.  

Cara Kerja dari Analisis Fundamental pada Saham

Lalu, bagaimanakah cara melakukan analisis fundamental pada saham ini? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dari sebuah perusahaan, di mana hal tersebut bisa dilakukan melalui pendekatan yang melibatkan pula kondisi fundamental serta sektor industri perusahaan yang bersangkutan. 

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai cara melakukan analisa fundamental sebuah saham. 

Kondisi Makro Sebuah PerusahaanKondisi Industri dan SektorFundamental Perusahaan
Yang dimaksud dengan kondisi makro adalah kondisi yang berhubungan erat dengan kebijakan dari pemerintah. Contohnya adalah kebijakan mengenai suku bunga.Apabila kondisi dari suku bunga meningkat, artinya kebanyakan investor akan lebih memilih untuk menyimpan modalnya pada bank ketimbang saham.Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh pada laju roda usaha perusahaan.Di lain sisi, apabila suku bunga menurun, investor akan lebih memilih untuk menanam modalnya pada saham sebagai cara mendapatkan keuntungan lebih optimal.Selain itu, perkembangan ekonomi dapat pula mempengaruhi performa dari harga saham suatu perusahaan.Kegiatan ekonomi yang melandai pasti akan berakibat pada penurunan produktivitas perusahaan serta harga sahamnya secara tidak langsung.Tidak dapat dipungkiri jika kondisi industri merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham.Apabila ada hal yang terjadi pada sektor industri dari sebuah perusahaan, misalnya, kenaikan harga, biasanya nilai saham dari industri terkait juga akan meningkat.Salah satu contoh dari kondisi ini adalah ketika harga saham dari industri pertambangan yang meroket imbas dari harga minyak dunia yang melesat tajam di tahun 2007.Kasus tersebut menimbulkan harga saham dari perusahaan batu bara dan minyak turut meningkat pesat.Sebaliknya, saat harga minyak mengalami penurunan, nilai saham dari perusahaan tambang juga kemungkinan menjadi lebih lesu.Terakhir, kondisi fundamental perusahaan berkaitan dengan kondisi internal maupun manajemen perusahaan.Perlu dipahami jika manajemen keuangan dan manajemen kerja yang stabil mampu memberi dampak positif terhadap pergerakan dari nilai saham perusahaan.Karenanya, perusahaan perlu memastikan jika setiap pekerjaan dilakukan oleh individu yang kompeten agar mampu menciptakan manajemen kerja serta keuangan yang optimal.

Perbedaan Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal

Tidak hanya perlu memahami tentang analisis fundamental, investor juga wajib mempelajari apa itu analisis teknikal. Pada dasarnya, yang dimaksud dengan analisis teknikal adalah metode analisis yang didasarkan pada data atau informasi terkait harga historis di pasar saham.

Pada penerapan metode analisis ini, prediksi atau perkiraan untuk menjual maupun membeli saham dilakukan melalui grafik historis fluktuasi atau pergerakan saham. Investor yang melakukan analisis teknikal biasanya disebut trader yang menjalankan aktivitas investasi berjangka pendek dengan durasi harian atau bahkan jam. 

Baik analisis fundamental atau teknikal keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tentunya, setiap investor perlu menentukan metodenya sendiri dalam menilai saham yang akan dibelinya. 

Investor dapat menggunakan analisis teknikal untuk menganalisis kondisi pasar atau market yang tengah terjadi saat ini. Metode analisis ini juga bisa digunakan untuk aktivitas investasi jangka pendek.

Sedangkan untuk analisis fundamental dilakukan oleh investor yang mempunyai kepercayaan tinggi pada pengaruh harga saham yang ditentukan dari kinerja bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Karenanya, investor dengan analisis jenis ini cenderung tak terpengaruh dengan fluktuasi nilai saham serta lebih gemar berinvestasi jangka panjang. 

Namun, ada pula investor yang menggabungkan kedua metode analisis tersebut agar mampu mengetahui prediksi pergerakan harga saham dengan lebih akurat. Pada akhirnya, baik analisis fundamental maupun teknikal tidak ada yang mengungguli satu sama lain karena semuanya tergantung dari gaya berinvestasi investornya sendiri. 

Jadi, intinya, perbedaan antara analisis fundamental dengan analisis teknikal adalah pada indikator serta acuan data atau informasi yang digunakan. Pada analisis fundamental, indikator yang dipakai adalah nilai ekonomi serta keuangan dari sebuah perusahaan. Sementara untuk analisis teknikal memakai data historis, misalnya volume serta harga sebagai dasar pertimbangannya. 

Tips Menentukan Pilihan Saham via Analisis Fundamental

Jika sudah memahami tentang apa itu analisis fundamental, cara kerja, dan perbedaannya dengan analisis teknikal, kini saatnya bagi kamu untuk mengetahui tips menentukan pilihan saham melalui metode analisis tersebut. 

Secara umum, tips dalam memilih saham memakai metode analisis ini adalah dengan berfokus pada data atau informasi publik dari sebuah perusahaan. Sebagai contoh, informasi yang dibutuhkan agar bisa melakukan analisis fundamental adalah nilai suku bunga dan obligasi. 

Selain itu, ada beberapa tips lainnya yang dapat dilakukan ketika menggunakan metode analisis ini dalam memilih saham, antara lain:

  • Investor perlu memastikan jika kinerja dari perusahaan yang dianalisisnya akan terus mengalami kenaikan atau peningkatan. Caranya dengan memeriksa pendapatan laba serta informasi peningkatan dari harga sahamnya.
  • Selain itu, cek juga apakah saham perusahaan yang dianalisis mempunyai tingkat kapitalisasi pasar yang tinggi, atau paling tidak nilainya di atas 500 miliar Rupiah.
  • Tidak kalah pentingnya, pastikan jika perusahaan mempunyai modal bisnis terstruktur dan juga jelas.
  • Periksa pula nilai rerata dari PER atau price earning ratio dari perusahaan tak jauh berbeda.
  • Pastikan juga jika perusahaan yang sahamnya tengah dianalisis tak mempunyai beban utang yang lebih besar dibanding standar maksimal dari rasio DER atau debt equity ratio.