Mau Ikutan Beli Saham IPO? Supaya Enggak Zonk karena FOMO, Wajib Tahu Ini Dulu!

Diposting pada

Perusahaan yang akrab banget dengan keseharianmu bakalan menawarkan saham perdananya di bursa efek? Wah, seru nih! Jangan sampai ketinggalan, untuk ikutan beli saham IPO! Ya, belakangan emang lagi seru nih, obrolan beli saham IPO, karena beberapa perusahaan yang akrab banget di kalangan kita akhirnya menawarkan sahamnya untuk dibeli. Tapi, sebelum takut ketinggalan kereta punya saham IPO, ada baiknya berkenalan dengan proses IPO itu sendiri. Table of contents Apa Itu IPO? IPO adalah Initial Public Offering, yaitu sebuah proses penawaran saham untuk yang pertama kalinya oleh sebuah perusahaan di bursa efek agar dapat dibeli oleh investor publik. Jadi, kalau boleh diibaratkan, ini semacam grand launching saham, supaya dibeli dan perusahaan pun bisa mendapatkan dana dari hasil pembelian saham ini. Perusahaan yang sudah IPO saham selanjutnya akan berstatus perusahaan terbuka—biasanya ada keterangan Tbk di belakang nama perseroannya, dan disebut sebagai Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia. Tapi, mengapa sebuah perusahaan harus IPO? Well, nggak harus juga sih, karena semua kembali ke kebijakan masing-masing. Tetapi, ada beberapa keuntungan bagi perusahaan yang meluncurkan saham IPO-nya, di antaranya: Mendapatkan modal yang besar dari publik Karena besarnya modal yang bisa didapatkan, maka kesempatan untuk mengembangkan bisnis juga sangat besar. Beberapa perusahaan bahkan bisa membiayai ekspansi hingga ke luar negeri setelah menjual saham IPO. Perusahaan berstatus terbuka akan dianggap lebih bereputasi Perusahaan yang sudah menjual saham IPO mendapatkan potongan pajak sebesar 5% Pajak penjualan produknya juga akan lebih rendah Nah, kalau dulu, tak semua orang bisa membeli saham IPO. Hanya mereka yang punya akses langsung ke bursalah yang bisa memesan saham perdana ini. Investor retail, atau publik, hanya dapat membeli setelah masuk ke pasar sekunder. Namun, sekarang, semua dimungkinkan. Kamu, investor kecil, dengan modal beberapa juta bisa banget ikut membeli saham IPO. Mungkin itu juga yang jadi alasan, mengapa membeli saham IPO rasanya kekinian banget dan edgy, ya kan? Risiko Membeli Saham IPO Sayangnya, tak semua investor retail beruntung. Beberapa bahkan harus menerima kenyataan pahit. Saham IPO milik salah satu perusahaan teknologi atau rintisan justru anjlok menyedihkan setelah sempat ARA di saat IPO. Ya begitulah, sebenarnya memang tak semua saham IPO itu legit untuk dibeli saat itu juga. Ada beberapa saham yang baiknya ditunggu dulu. Karena si emitennya sendiri kan juga pengin dapat modal yang sebanyak-banyaknya, sehingga kadang harga saham IPO jadi overvalued, atau berada di atas harga wajarnya. Ini memang salah satu risiko beli saham yang baru perdana ditawarkan; belum ada historis harga, dan kadang masih terpengaruh oleh euforia akibat animo yang berlebihan. Sebenarnya ini sangat wajar, dan hampir selalu terjadi. Apalagi jika memang perusahaannya sudah sangat populer. Tip Membeli Saham IPO So, sudah tahu risikonya—yaitu yang berupa fluktuasi harga yang tajam di awal masa perdagangannya—maka kamu pun harus bisa mengelolanya juga. Namanya investasi, kan selalu datang sepaket dengan risiko, betul? Adanya risiko ini seharusnya enggak lantas membuatmu mundur dari dunia investasi, ya kan? So, simak beberapa tip berikut kalau pengin membeli saham IPO. Pahami perusahaannya Menginvestasikan uang ke produk yang tak kamu pahami sama saja dengan berjudi. Termasuk ketika kamu membeli saham IPO tanpa mau menggali lebih dalam mengenai perusahaannya. Iya, sih, perusahaannya memang populer banget, tapi itu nggak menjamin kondisi di dalamnya sehat lo! Cek sumber pendapatannya, bagaimana pertumbuhan labanya, apakah banyak utang, hingga cek prospeknya jauh ke depan, jika memang kamu berniat beli untuk investasi jangka panjang. Banyak perusahaan yang tak dapat bertahan karena tak mampu mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau sektornya teknologi. Kamu bisa mencermati prospektus yang biasanya diberikan menjelang masa penawaran saham perdananya. Iya, biasanya yang namanya prospektus itu memang panjang, so, jangan malas ya. Kenali keunggulan di antara perusahaan lain yang sejenis Misalnya, yang sama-sama bergerak di sektor teknologi, apa yang menjadikan perusahaan yang kamu incar untuk beli saham IPO ini lebih menarik ketimbang saham perusahaan lainnya? Misalnya lagi, karena perusahaan ini punya backup investor tingkat dunia. Atau, punya ekosistem yang lengkap dan saling mendukung, lebih baik daripada kompetitornya. Keunggulannya dibanding kompetitor ini akan menentukan daya saingnya di masa depan. Paten dan hak cipta merupakan beberapa hal yang bisa membuat sebuah perusahaan tak terkalahkan pasarnya. Cari informasi, modal yang didapatkan mau dipakai untuk apa? Informasi ini juga penting banget jika kamu hendak membeli saham IPO. Pastinya, kamu pengin menanam modal ke perusahaan yang mau menggunakannya untuk memperluas cakupan bisnis, ekspansi pasar, dan berbagai jenis perkembangan lainnya, bukan? Alokasi modal oleh emiten ini bisa memberikan gambaran perusahaan tahu dan paham akan apa yang ingin dilakukannya. Meskipun, ya bisa saja sebagian kecilnya untuk melunasi utang. Asal nggak semua untuk bayar utang aja sih. Cari tahu siapa saja yang ada di jajaran manajemennya Tentu saja, seorang pemimpin perusahaan yang cerdas dan cakap akan bisa meyakinkan investor, bahwa ke depannya perusahaan akan bisa mendapatkan keuntungan dan bahkan berkembang lebih besar lagi. Karena itu, siapa saja yang ada di balik perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli ini akan sangat penting. Pertanyaannya gampang: Apakah kamu mengenal mereka? Apakah mereka sudah terkenal dengan tangan dingin untuk mengelola bisnis dengan baik? Cari tahu juga mengenai pemegang saham terbesarnya; siapa saja dan bagaimana rekam jejak mereka? Berapa proporsi yang dipegang oleh masing-masing pemegang saham? Tidak harus ikut beli pada perdagangan perdana Sebenarnya, tidak ada yang mengharuskanmu untuk ikut membeli saham IPO di penawaran pertama kan? Jika memang kamu merasa tidak sesuai dengan tujuan keuangan maupun kebutuhan, atau mungkin kamu merasa portofoliomu sudah aman tanpa perlu tambahan koleksi saham, kamu tidak harus membelinya. Semua kan kembali pada tujuan dan kebutuhan, serta kemampuan masing-masing. Jika memang pengin memiliki saham tertentu, kamu bisa menunggu hingga momen harga sahamnya turun, sehingga memberimu kesempatan untuk membeli dengan harga rendah. Tapi, tentu saja, harus dilakukan dengan analisis yang benar. Pasalnya, ya harga rendah belum tentu akan kembali naik kalau memang fundamental perusahaannya kurang baik. Faktanya, taktik menunggu saham anjlok setelah IPO ini dilakukan oleh Benjamin Graham lo, demi menghindari risiko harga saham yang melambung di masa-masa IPO. Sembari menunggu harga saham yang sesuai, kamu bisa mengamati pergerakan bisnis perusahaan yang IPO tersebut: apakah membaik atau justru menurun kinerjanya. Nah, demikian hal-hal yang perlu kamu ketahui sebelum kamu ikut membeli saham IPO seperti investor lainnya. Mau IPO atau saham biasa, nilai fundamental perusahaan akan selalu menjadi tolok ukur, apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak.