Love Scamming: Bikin Baper Ternyata Modus Penipuan Uang HomeArticles Love Scamming: Bikin Baper Ternyata Modus Penipuan

Diposting pada

Modus penipuan uang ini paling kena di hati sepertinya. Sudahlah bikin baper, eh … tambah harta raib. Yes, love scamming. Baru-baru ini baca sebuah berita, bahwa Polda Metro Jaya menangkap tersangka love scamming yang mengaku sebagai tentara wanita AS dengan korban seorang WNI. Awalnya kenalan di Instagram, dan kemudian berlanjut ke WhatsApp. Selanjutnya, si pelaku meminta “pertolongan” dari korban untuk bisa membantunya keluar dari militer dan kemudian hendak bermukim di Indonesia. Pelaku love scamming lantas meminta korban membayarkan ongkosnya ke Indonesia sebanyak Rp2.4 miliar, dan nantinya akan diganti dengan uang sebesar USD 2 juta yang dimilikinya. Ternyata semua janji kosong belaka. Table of contents Apa Itu Love Scamming? Kamu sudah nonton serial yang ngehits, The Tindler Swindler? Dalam serial itu disebutkan, bahwa Simon Leviev berhasil memerdaya sejumlah perempuan dengan dalih cinta, untuk membiayai hidupnya yang borju. Alhasil para korbannya rugi puluhan ribu dolar, bahkan ada yang sampai terlilit utang besar. Love scamming memang sangat berbahaya. Meski sudah banyak korban, faktanya sampai sekarang ada saja kasus yang masih terjadi. Apa itu love scamming? Love scamming, atau kadang juga disebut romance scam, adalah modus penipuan uang yang biasanya dilancarkan dengan memanfaatkan jejaring sosial internet. Pelaku biasanya mengajak korbannya berkenalan. Untuk mendapatkan kepercayaan calon korban, pelaku membuat dirinya sendiri semenarik mungkin hingga membuat korban jatuh cinta. Saat sudah terbangun ikatan emosional, pelaku pun dengan segala cara membujuk korban untuk mengirimkan sejumlah uang. Pelaku love scamming bisa saja pria maupun perempuan. Biasanya korbannya adalah orang-orang rentan; lebih tua secara usia, terutama yang sedang galau masalah pasangan. Ciri Umum Love Scamming Modus seperti ini sebenarnya tidak baru lagi. Namun, lagi-lagi, masih saja banyak menelan korban. Enggak heran sih, soalnya melibatkan banyak perasaan di sini. So, ada baiknya kamu mengenali ciri utama love scamming. 1. Cinta kilat Pelaku scamming umumnya dengan cepat akan mengungkapkan cinta, kekaguman, dan kesukaannya pada calon korban. Padahal, ya, belum pernah ketemu secara langsung. Hal ini tak lain dilakukan untuk menarik perhatian, mendapatkan kepercayaan, hingga menggali informasi pribadi, sehingga pelaku lebih leluasa melancarkan aksinya. 2. Menjual drama Sering kali, pelaku love scamming membuat cerita sedemikian rupa sehingga mengundang simpati dari calon korban. Misalnya terkena musibah, terlilit utang, dikejar pesaing bisnis, hingga ingin keluar dari satuan militer. Biasanya mereka berdalih meminjam uang, yang dijanjikan akan dikembalikan dengan nilai uang yang lebih besar. 3. Janji bertemu, yang tak pernah kesampaian Sering kali pelaku mengajak korbannya untuk meetup. Hal ini diperlukan agar si korban semakin percaya, bahwa si pelaku punya keseriusan dalam berhubungan. Meskipun kemudian mereka juga akan selalu membatalkan janji meetup di detik-detik terakhir, karena ada kondisi “darurat”. Mencegah Diri Sendiri menjadi Korban Love Scamming Bikin baper, menjadi korban love scamming bisa menimbulkan trauma tersendiri. Tak hanya secara material, secara mental pun kena. So, ada baiknya kamu cegah agar dirimu jangan sampai menjadi korban love scamming. 1. Rahasiakan detail informasi pribadi Informasi pribadi adalah kunci. Begitu informasi pribadi diketahui oleh orang lain, dengan mudah pula informasi ini disalahgunakan. Jadi, tetap rahasiakan detailnya saat kamu sedang beraktivitas di dunia maya. Jangan pernah ungkapkan tanggal lahir, nama lengkap, nama ibu kandung, alamat rumah, no HP pribadi, alamat sekolah anak-anak, detail data anak-anak dan keluarga, serta berbagai informasi lain yang bisa membahayakan dirimu sendiri. Jika memang diperlukan—misalnya untuk verifikasi aplikasi bank atau sejenisnya, dan kamu perlu mengunggah identitas—maka pastikan aplikasinya berada di bawah pengawasan otoritas yang berwewenang. Tapi, selain untuk tujuan verifikasi layanan keuangan ini, sebaiknya tak sembarangan memberikan identitas diri. Lebih baik juga tak melanjutkan obrolan di jalur pribadi, seperti WhatsApp atau SMS atau aplikasi sejenis. Keep it on public. 2. Jangan kirim uang Sedrama apa pun kisah yang diceritakan, jangan pernah mengirimkan uang. Meskipun mereka memaksa dengan alasan apa pun—termasuk ketika mereka berjanji untuk mengembalikannya dengan jumlah yang lebih besar. Sama teman atau saudara saja kita perlu berhati-hati dalam meminjamkan uang, apalagi mereka yang baru kenal secara online. Waspada, karena predator bisa menyaru menjadi apa saja dan siapa saja. 3. Cerita pada orang terdekat Biasanya, orang terdekat akan bisa memberikan pertimbangan yang lebih logis, ketimbang kita yang mungkin saat itu sedang ‘mabuk kepayang’, termakan pesona si pelaku love scamming. Ketika orang terdekat memberikan pendapat secara logis, dengarkan. Kemudian, coba pikirkan dengan kepala dingin. Itu dia sedikit ulasan mengenai love scamming—modus penipuan uang yang kini semakin marak, seiring semakin kerasnya hidup yang harus dijalani. Semakin ke sini, ide para pelaku kejahatan siber ini juga semakin kreatif, so, ada baiknya memang bagi kamu untuk meningkatkan kewaspadaan.