Elastisitas Pendapatan: Pengertian, Cara Hitung, Pengaruh, dan Aplikasinya pada Bisnis

Diposting pada

Sebagian dari kamu mungkin masih asing dengan istilah elastisitas pendapatan. Padahal, istilah tersebut memegang pengaruh penting terhadap bisnis, khususnya dalam hal permintaan atau penjualan produk kepada konsumen. 

Seperti yang diketahui, pendapatan merupakan salah satu faktor penentu utama pada permintaan sebuah produk. Kuantitas permintaan tersebut sudah pasti akan berubah saat pendapatan juga mengalami perubahan. Nah, elastisitas pendapatan menguak seberapa responsif permintaan terpengaruh oleh perubahan pendapatan

Lalu, apa yang dimaksud dengan elastisitas pendapatan? Selain itu, apa rumus elastisitas pendapatan, pengaruhnya pada kurva permintaan, penerapannya pada bisnis, dan juga contohnya? Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak penjelasan mengenai pengertian elastisitas pendapatan dan berbagai hal penting seputar istilah tersebut berikut ini.

Apa Itu Elastisitas Pendapatan?

Pengertian Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan bisa digunakan untuk mengetahui seberapa responsif permintaan atas sebuah produk saat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan. Bisa juga disebut sebagai income elasticity of demand, pengertian elastisitas pendapatan adalah  ukuran sensitivitas dari permintaan saat pendapatan konsumen mengalami perubahan. 

Hal ini dikarenakan pendapatan merupakan salah satu faktor penentu utama terhadap permintaan sebuah produk. Jumlah permintaan produk umumnya akan ikut berubah seiring dengan perubahan dari pendapatan konsumennya. 

Biasanya, jumlah permintaan akan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya pendapatan konsumen. Alasannya sederhana, yakni konsumen memiliki uang yang lebih banyak untuk bisa dibelanjakan. Karena itu, tidak mengherankan jika kuantitas permintaan berkaitan erat dengan pendapatan konsumen dan tingkat responsnya ditentukan dengan elastisitas pendapatan. 

Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya barang yang tak terlalu terpengaruh oleh hubungan antara pendapatan dan tingkat permintaan produk tersebut. Pada beberapa jenis barang, mungkin kuantitas permintaannya bisa meningkat atau stabil meskipun jumlah pendapatan konsumen menurun. 

Terdapat 4 faktor yang memengaruhi elastisitas pendapatan. Keempat faktor tersebut adalah harga produk itu sendiri, harga produk pelengkap, harga produk substitusi atau pengganti, dan selera serta preferensi dari konsumen. Faktor penentu tersebut umumnya berlaku pada sebagian besar produk, walaupun ada pula yang tidak terlalu terpengaruh. 

Rumus Elastisitas Pendapatan

Sebenarnya, cara menghitung elastisitas pendapatan atas permintaan tidaklah sulit, bahkan terkesan sederhana. Untuk menghitungnya, kamu perlu membandingkan persentase dari perubahan jumlah permintaan pada sebuah barang dengan persentase dari perubahan pendapatan. 

Berikut adalah rumus elastisitas pendapatan.

Elastisitas Pendapatan = % Jumlah Permintaan Barang / % Perubahan Pendapatan

Mengacu pada tingkat elastisitasnya, produk bisa diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu barang normal dan barang inferior. Jika tingkat elastisitas di atas 0, produk termasuk pada barang normal. Jika, tingkat elastisitas di bawah 0, produk termasuk barang inferior. 

Pengertian Barang Normal dan Barang Inferior

Barang Normal dan Barang Inferior

Barang normal mempunyai tingkat elastisitas di atas nol alias positif. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan membuat jumlah permintaannya juga ikut bertambah. Barang normal dibedakan lagi menjadi 2 kategori berdasarkan signifikansi dari perubahan jumlah permintaan, yaitu barang mewah dan barang kebutuhan. 

Barang mewah adalah produk yang mempunyai elastisitas pendapatan di atas 1 dan menunjukkan bahwa permintaannya sangat sensitif pada perubahan penghasilan konsumennya. Barang mewah ini bisa disebut elastis pada pendapatan karena ketika kebutuhan umum telah terpenuhi, pihak konsumen bisa membelinya dengan jumlah tinggi. 

Sementara itu, barang kebutuhan adalah produk yang mempunyai elastisitas pendapatan di atas nol, tetapi tidak lebih dari 1. Pada jenis barang ini, tingkat elastisitasnya bisa dibilang rendah dan kenaikan pendapatan tidak akan secara langsung memengaruhi jumlah permintaannya secara setara. Artinya, jika pendapatan mengalami kenaikan sebesar 10%, jumlah permintaannya akan mengalami peningkatan kurang dari nilai tersebut. 

Beralih ke barang inferior, yaitu jenis produk yang mempunyai tingkat elastisitas pendapatan yang negatif atau di bawah nol. Permintaan terhadap produk ini berbanding terbalik dengan nilai pendapatan konsumen. Saat pendapatan konsumen bertambah, permintaan akan produk ini malah menurun.

Pengaruh Elastisitas Pendapatan pada Kurva Permintaan

Elastisitas Pendapatan dan Kurva Permintaan

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa diketahui bahwa peningkatan pendapatan tak secara langsung mengubah jumlah permintaan serta menggeser kurvanya ke arah yang positif. Akan tetapi, masih ada kemungkinan bahwa produk tersebut mengalami penurunan jumlah permintaan ketika pendapatan meningkat. Seperti yang telah dijelaskan, terdapat 2 jenis produk, yaitu barang normal atau barang inferior.

Pada barang normal, pertambahan pendapatan menciptakan peningkatan permintaan. Hal ini membuat peningkatan pendapatan akan menggeser kurva permintaan dari jenis barang ini menjadi lebih positif.

Di sisi lain, pada barang inferior, penambahan pendapatan atau tingkat pendapatan yang lebih tinggi bisa menyebabkan jumlah permintaan menurun. Tentu saja hal ini membuat kurva permintaan pada produk inferior negatif. 

Penerapan Elastisitas Pendapatan pada Bisnis

Saat ekonomi masyarakat sedang berada dalam kondisi yang sejahtera, bisnis produk mewah akan mengalami prospek dan tingkat permintaan yang tinggi. Tingkat pendapatan masyarakat yang lebih besar mampu mendorong kenaikan atas permintaan produk mewah. 

Sebaliknya, perusahaan biasanya akan menghindari melakukan proses produksi barang inferior dalam kondisi ekonomi tersebut. Alasannya karena risiko permintaan produk inferior menurun akan menjadi lebih tinggi. 

Pada kondisi ekonomi yang berlawanan, yakni saat mengalami krisis ekonomi, perusahaan atau produsen barang mewah umumnya tidak akan bisa memperoleh pendapatan yang besar. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya tingkat pendapatan konsumen dan berimbas pula pada penurunan permintaan atas barang mewah. 

Namun, pada perusahaan atau produsen produk kebutuhan, biasanya mereka akan mengubah harga jual produknya, baik itu menaikkan maupun menurunkannya. Langkah tersebut bisa diambil oleh perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan terlepas dari situasi ekonomi yang tengah memburuk.

Karena termasuk sebagai kebutuhan pokok, masyarakat atau konsumen tentu akan tetap membeli produk kebutuhan ini. Penyebabnya tidak lain karena jenis produk tersebut memiliki elastisitas pendapatan yang rendah. Jadi, perubahan permintaan yang terjadi tidak akan sebesar dengan perubahan permintaan pada jenis produk kebutuhan. 

Contoh Elastisitas Pendapatan

Contoh elastisitas pendapatan berkaitan dengan jenis produknya. Sebagai contoh, nasi bisa dianggap sebagai barang kebutuhan karena ketika pendapatan meningkat, masyarakat tetap membelinya walaupun jumlahnya tidak terlalu bertambah. 

Namun, nasi juga bisa menjadi barang inferior. Kasus tersebut bisa terjadi saat masyarakat mengalami peningkatan pendapatan, lalu berpikiran untuk mengganti nasi dengan produk makanan lain yang lebih mahal, misalnya kentang atau roti. Hal tersebut menyebabkan penambahan pendapatan menurunkan permintaannya.

Contoh lainnya, bagi kebanyakan orang mobil barangkali dianggap sebagai barang mewah dan tidak wajib dimiliki sebelum mencapai tingkat pendapatan tertentu. Tapi, bagi orang lain, bukan tidak mungkin produk tersebut merupakan barang kebutuhan dan wajib untuk dipenuhi karena secara pendapatan juga telah mampu untuk membelinya. 

Hal tersebut juga berlaku pada smartphone ataupun laptop yang mungkin bagi orang yang sudah bekerja dianggap sebagai barang kebutuhan. Namun, bagi yang lainnya, gadget tersebut hanyalah barang mewah yang hanya akan dibeli jika memang terjangkau oleh pendapatan. Oleh karena itu, kategori barang ini dipengaruhi oleh pendapatan dan anggapan dari individu yang bersangkutan.

Berpengaruh Terhadap Tingkat Permintaan Konsumen, Pastikan untuk Paham Apa Itu Elastisitas Pendapatan

Itulah penjelasan mengenai pengertian elastisitas pendapatan, rumus hitung, kategori, pengaruh terhadap kurva permintaan, hingga contohnya. Bisa dibilang, elastisitas pendapatan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan atau bisnis. 

Pasalnya, istilah tersebut mengacu pada kemungkinan adanya perubahan jumlah permintaan terhadap sebuah barang tergantung dari pendapatan konsumen. Ketika pendapatan bertambah, kuantitas permintaan sebuah barang bisa saja meningkat atau menurun sesuai dengan kategorinya dan berdasarkan tingkat elastisitas pendapatan terhadap permintaan. Oleh karena itu, dengan memahami istilah tersebut, perusahaan bisa menentukan apakah akan menambah proses produksi atau mengeremnya agar mampu mendapatkan keuntungan yang optimal.