Cara Mudah Menghitung dan Meningkatkan Omzet Perusahaan

Diposting pada

Omset adalah nilai total yang dihasilkan dari penjualan (kotor) produk atau jasa dalam satu periode. Omset biasanya menjadi patokan dalam mengukur besar atau kecilnya sebuah perusahaan.

Pendapat tersebut tidaklah salah, pasalanya moset yang besar memang sering dijumpai pada perusahaan besar, karena perputaran badan usaha tersebut yang cepat.

Namun, omset tidak bisa murni digunakan sebagai alat untuk menilai kemajuan perusahaan, karena belum berupa laba bersih.

Sebagai cara untuk mengetahui jumlah omset, Anda dapat melakukan perhitungan sederhana melalui contoh sebagai berikut:

Omset = Jumlah Produk x Harga Jual

Contoh perhitungan omset:

Toko Bintang Rezeki adalah toko yang khusus menjual semen merk ABC. Satu sak semen dijual dengan harga Rp. 1.000,000. Dalam 1 bulan Toko BIntang Rezeki mampu menjual 100 sak semen.

Berarti total omset Toko Bintang Rezeki dalam satu bulan adalah:

100 sak x Rp. 1.000,000 = Rp. 10.000.0000

Jika produk atau jasa yang dijual memiliki variasi harga,maka hitunglah menggunakan rumus sebagai berikut:

Omset = (produk A x harga jual) + (produk B x harga jual) + …

Contoh kasus perhitungan omset:

  1. XYZ menjual beberapa barang sebagai berikut:
  • Laptop merk A dengan harga Rp. 3,500,000
  • Laptop merk B dengan harga Rp. 5,000,000
  • Laptop merk C dengan harga Rp. 8,000,000
  • Laptop merk D dengan harga Rp. 10,000,000

Dalam 1 bulan adapun jumlah penjualan dari masing-masing laptop tersebut adalah:

  • Laptop merk A sebanyak 50 buah
  • Laptop merk B sebanyak 60 buah
  • Laptop merk C sebanyak 40 buah
  • Laptop merk D sebanyak 30 buah

Maka perhitungan omset CV. XYZ adalah sebagai berikut:

[(Rp. 3,500,000 x 50) + (Rp. 5,000,000 x 60) + (Rp. 8,000,000 x 40) + (Rp. 10,000,000 x 30)] = Rp. 1,095,000,000

Jika memungkinkan, omset dapat diketahui dengan cara menghitung langsung uang yang didapatkan. Namun cara tersebut tidak dapat dilakukan pada perusahaan besar.

Kekurangan lainnya adalah Anda tidak dapat mengetahui dengan pasti berapa barang yang terjual tapi dengan rumus diatas akan sangat mudah menghitung omset.

Omset belumlah termasuk kedalam pendapatan bersih, karena selama bisnis masih berjalan uang ini akan berputar atau dikeluarkan lagi untuk kegiatan operasional seperti membayar gaji karyawan, membayar tagihan listrik, air dan telepon, dan lain-lain.

Maka omset belum dapat dikatakan sebagai indikator laba bersih yang diterima perusahaan.

Besarnya omset sebuah perusahaan akan berpengaruh pada besarnya pajak. Biasanya omset yang besar terjadi karena produk atau jasa yang dijual memiliki perputaran yang cepat.

Contoh produk yang memiliki perputaran cepat seperti makanan. Produk makanan memiliki perputaran cepat karena masa kadaluarsanya pun relative singkat.

Selain itu, barang kebutuhan sehari-hari dan barang yang memiliki harga produksi atau harga pokok tinggi juga ikut menyumbang tingginya omset perusahaan.

Berikut adalah contoh sederhana perhitungan omset perusahaan. Sebagai contoh, ada sebuah depot makanan dalam satu bulan mampu memasarkan masakannya antara lain:

150 porsi rawon seharga @Rp12.000

120 porsi soto ayam seharga @Rp12.000

110 porsi ayam bakar seharga @Rp13.000

Maka cara menghitung nilai omset/omzet dari depot makanan tersebut adalah:

150 porsi rawon x Rp12.000 = Rp1.800.000

120 porsi soto ayam x Rp12.000 =  Rp1.440.000

110 porsi ayam bakar x Rp13.000 = Rp1.430.000

Jadi, total omzet dari depot makanan dalam satu bulan adalah: 1.800.000 + 1.440.000 + 1.430.000 = Rp4.670.000

Untuk cara menghitung omzet yang diterima sampai akhir tahun, Anda bisa mencatat omset setiap bulannya dan yang nantinya diakumulasikan dalam setahun.

Bedanya Omset dan Profit

Profit adalah jumlah laba bersih yang didapat oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Profit dihitung setelah seluruh penghasilan dikurangi beban-beban dan harga pokok penjualan atau HPP.

Berbeda dengan omset, profit adalah harta bersih yang diperoleh oleh perusahaan dan tidak dialokasikan pada pos lain. Biasanya besar kecilnya profit mempengaruhi kondisi suatu perusahaan.

Melalui besarnya profit dapat diketahui bagaimana performa perusahaan selama beberapa periode.

Jumlah profit juga mempengaruhi suatu badan usaha dalam pengambilan keputusan. Profit merupakan bagian dari omset.

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan, pengeluaran, dan laba atau kerugian yang dihasilkan perusahaan selama periode waktu tertentu.

Perhitungan ini juga berguna  menunjukkan profitabilitas kepada investor dan kreditor yang memiliki kepentingan pada perusahaan serta mengetahui seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari total pendapatan.

Hal ini menjadi pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan terkait laporan tersebut yang akan ditetapkan kedepannya.

Untuk perhitungan profit atau laba bersih Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Profit = Pendapatan penjualan – harga pokok penjualan – beban operasional + pendapatan lain-lain – beban atau kerugian – pajak penghasilan (PPH)

  • Pendapatan penjualan = penjualan barang dan jasa – retur barang dan jasa – diskon
  • Harga pokok penjualan = (persediaan awal + pembelian + ongkos kirim atau jasa angkut) – persediaan akhir
  • Beban operasional = total beban yang mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan
  • Pendapatan lain-lain = total pendapatan selain dari penjualan barang atau jasa
  • Beban dan kerugian = beban dan kerugian yang terjadi bukan dari kegiatan operasional perusahaan. Contohnya beban bunga dan kerugian dari penjualan peralatan.
  • Pajak penghasilan (PPH) = Sesuai dengan peraturan pajak berdasarkan jumlah penghasilan

Perhitungan diatas adalah perhitungan lama bersih atau profit untuk perusahaan besar, untuk perusahaan masih berskala rendah dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Profit = Pendapatan penjualan – harga pokok penjualan – beban – PPH

Secara umum perbedaan omset dan profit iyalah omset mewakili nilai barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan selama periode waktu tertentu.

Sedangkan profit pada dasarnya adalah pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan. Memahami kedua pencatatan diatas merupakan hal mendasar dalam merencanakan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.