Aktiva Tetap: Pengertian, Jenis dan Contoh

Diposting pada

Simak pengertian, jenis, dan contoh yang adalah merupakan aktiva atau aset tetap yang pada umumnya dimiliki oleh sebuah perusahaan di Blog Mekari Jurnal.

Aktiva atau biasa disebut aset adalah harta yang menjadi sumber ekonomi perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49), aktiva memiliki pengertian sebagai sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu serta dari mana manfaat ekonomi di masa mendatang yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Aktiva sendiri secara umum terbagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap.

Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva atau biasa disebut asset merupakan harta yang menjadi sumber ekonomi perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi, bangunan sebagai tempat pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain.

Untuk memahami tentang aset tetap, terdapat beberapa pendapat yang akan dikemukakan antara lain sebagai berikut:

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5 menyebutkan bahwa: “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah:

  • Merupakan aktiva berwujud
  • Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
  • Digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan
  • Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali

Pengelompokan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva lainnya. Kriterianya terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan penggelompokkan lebih lanjut atas aktiva-aktiva tersebut.

Pengelompokkan itu tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya.

Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut.

  • Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.
  • Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent, Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.

Ini sering merupakan suatu bagian utama dari aktiva perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan.

Nilai yang relatif  besar serta jenis dan bentuk yang beragam dari jenis aktiva ini menyebabkan peusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.

Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai berikut:

  • Yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
  • Yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
  • Yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.

Menurut Sofyan Safri H aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Sudut Substansi

Berdasarkan Sudut Disusutkan atau Tidak

  • Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, Jalan dan lain-lain.
  • Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan, seperti land (Tanah).

Jenis-Jenis dan Contoh Aktiva Tetap

Menurut S. Munawir (2007) jenis-jenis aktiva atau aset tetap adalah sebagai berikut:

  • Lahan – Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
  • Bangunan Gedung – Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung.
  • Mesin – Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
  • Kendaraan – Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader, traktor, forklift, mobil, kendaraan bermotor dan lain-lain.
  • Perabot – Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan
  • Inventaris – Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
  • Prasarana – Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.

Dari penjabaran jenis-jenis di atas, aset tetap juga dapat digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud dan tak berwujud.

Contoh Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva tetap berwujud ialah aset tetap yang mempunyai bentuk fisik. Ada 3 jenis dari aktiva atau aset tetap berwujud,  contoh diantaranya ialah:

  • Aktiva yang memiliki sumber penyusutan atau juga depresiasi misalkan seperti bangunan ataupun gedung, peralatan, inventaris, kendaraan, mesin-mesin produksi dan yang lainnya.
  • Aktiva yang mempunyai sebuah sumber dari deplesi ataupun penyusutan, misalkan seperti tambang mineral, mineral deposits ataupun sumber daya alam lainnya. Sumber daya alam ataupun tambang bisa habis dengan kegiatan-kegiatan eksploitasi kepada sumber-sumber tersebut. Oleh sebab itu, sumber alam harus bisa dialokasikan pada periode-periode, yang mana sumber daya alam ataupun tambang bisa membuahkan hasilnya.
  • Aktiva yang tidak mengalami sebuah penyusutan ataupun tidak mengalami deplesi, misalnya seperti tempat ataupun tanah yang diatasnya didirikan sebuah bangunan perusahaan dan yang lain sebagainya.

Aktiva tetap berwujud adalah aset yang memiliki bentuk fisik dan bersifat relatif permanen. Aktiva atau aset tetap berwujud juga dapat mengalami penyusutan nilai, beberapa contoh dari jenis ini adalah:

  1. Gedung dan bangunan
  2. Tanah
  3. Peralatan
  4. Kendaraan
  5. Mesin

Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud

Ini adalah aktiva yang tidak mempunyai wujud fisik, meski begitu mempunyai manfaat yang besar bagi perusahaan yang dinyatakan ke dalam bentuk jaminan tertentu, misalnya seperti hak cipta, hak monopoli, hak paten, merk dagang dan lain sebagainy

Aktiva atau aset tetap tak berwujud biasanya berbentuk hak-hak usaha yang dimiliki perusahaan antara lain, beberapa contoh dari jenis ini adalah:

  1. Lisensi
  2. Hak Cipta
  3. Merek Dagang
  4. Sistem Keamanan
  5. Franchise

Karakteristik Aset Tetap

Menurut Jerry J. Weygandt (2007), karakteristik aset tetap yaitu adalah:

  • Memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas)
  • Digunakan dalam kegiatan operasional
  • Tidak untuk dijual ke konsumen

Sedangkan menurut Soemarso S.R (2005), karakteristik aktiva tetap adalah sebagai berikut:

  • Masa manfaatnya lebih dari satu tahun
  • Digunakan dalam kegiatan perusahaan
  • Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan
  • Nilainya cukup besar

Perolehan Aktiva Tetap dan Contoh Cara Pencatatannya

Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana cara memperoleh aktiva atau aset tetap:

Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.

Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aset tetap tersebut siap dipakai.

Apabila dalam pembelian aset ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau tidak.

Dan apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing.

Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah.

Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, maka dicari harga pasar tanah dan harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga perolehan.

Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan tidak boleh termasuk bunga.

Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang bersangkutan dan kreditnya kas sebesar angsuran.

Ditukar dengan Surat-surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.

Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

Jika harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui, maka dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat berharga yang dikeluarkan.

Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening Modal Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.

Aktiva tetap , misalnya mesin                             xxxx
Modal                                                             xxxx
Agio Saham                                                   xxxx

Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar.

Ditukar dengan Aset Tetap yang lain

Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya “tukar tambah”.

Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai.

Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.

Diperoleh dari Hadiah atau Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan.

Untuk menerima hadiah seringkali juga dikeluarkan biaya, namun biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aset tetap yang diterima.

Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil.

Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.

Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang sama dengan yang lain.

Aktiva yang Dibuat Sendiri

Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva atau aset tetap yang diperlukan seperti contoh gedung, alat-alat, dan perabot.

Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau karyawan yang masih idle.

Semua biaya yang dibebankan untuk pembuatan aktiva sendiri seperti bahan, upah langsung, dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva tetap yang dibuat.

Tapi untuk biaya factory overhead tidak langsung menimbulkan sebuah pertanyaan tentang berapa besar yang harus dialokasikan untuk aktiva yang sedang dibuat itu?

Ada 2 cara untuk membebankan biaya factory overhead yaitu:

  • Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat.
  • Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif untuk pembuatan aktiva dan produksi.